Zelensky Siap Perbaiki Hubungan Setelah Trump Hentikan Bantuan Militer
Kyiv, 05 Maret 2025 - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan jika dirinya siap bekerjasama kembali dengan Amerika Serikat (AS) dibawah kepemimpinan Donald Trump
Hal ini ia ungkapkan secara panjang di media sosial sesaat setelah Trump mengumumkan penghentian bantuan militer ke Ukraina pada Selasa kemarin
"Kami siap bekerja cepat untuk mengakhiri perang dan tahap pertama bisa jadi pembebasan tawanan dan gencatan senjata di udara-larangan rudal, pesawat tanpa awak jarak jauh, bom pada energi infrastruktur sipil lainnya- dan gencatan senjata di laut segera, jika Rusia melakukan hal yang sama," tulisnya
Zelensky juga menyinggung pertemuan penuh emosi dengan Trump pada Jumat minggu lalu yang berakhir dengan pernyataan Trump bahwa ia belum siap datang ke meja perundingan. "Sangat disesalkan bahwa hal itu terjadi seperti ini. Sudah saatnya untuk memperbaiki keadaan. Kami ingin kerjasama dan komunikasi di masa mendatang bersifat konstruktif."
Diketahui Zelensky pada Jumat (28/2) bertemu dengan Donald Trump dan wakilnya, JD Vance di ruang Oval White House. Pertemuan yang awalnya baik-baik saja berubah menjadi pertengkaran dimana orang nomor satu dan dua di Amerika Serikat itu mencaci maki Zelensky dan menuduhnya tidak tahu berterima kasih atas kontribusi AS kepada negara tersebut. Kejadian itu mengakibatkan penandatanganan kesepakatan mineral kedua negara terpaksa dibatalkan
Dalam unggahannya, Zelensky menegaskan bahwa dirinya siap untuk berunding kembali untuk menandatangani kesepakatan mineral yang sempat tertunda karena pertengkaran keduanya pada Jumat itu. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada AS atas bantuan kepada Ukraina selama ini
Sebagai informasi, presiden AS Donald Trump pada Selasa kemarin memutuskan menghentikan bantuan militer kepada Ukraina imbas dari pertemuan yang berakhir pengusiran Zelensky oleh Trump
Mengutip tempo.co, selama tiga tahun terakhir, kongres AS telah menyetujui total bantuan sebesar $175 miliar untuk Ukraina sejak invasi Rusia. Pada bulan Desember 2024, diakhir masa jabatannya, Presiden Joe Biden mengumumkan tambahan bantuan keamanan dan anggaran sebesar US$ 5,9 miliar
Bantuan itu mencakup bantuan militer dan anggaran. Sebagian besar bantuan itu disalurkan melalui dana perwalian Bank Dunia, dan dana lain yang telah disalurkan melalui Badan Pembangunan Internasional AS. Dana itu telah dibatasi oleh Trump. Bantuan AS tersebut oleh Ukraina dipergunakan untuk membayar gaji guru, dokter, dan menjaga jalannya pemerintahan, sehingga bisa fokus berperang melawan Rusia
Di sisi lain, keputusan Trump membekukan bantuan ke Ukraina mendapat kecaman dari negerinya sendiri. Partai Demokrat dan beberapa tokoh partai Republik seragam mengkritik kebijakan itu
"Saya rasa kita tidakperlu menghentikan upaya kita. Orang Ukraina-lah yang menumpahkan darah," ujar senator republik dari Maine, Susan Collins. Sementara senator Republik lainnya, Lindsey Graham menuliskan di X bahwa ia telah berusaha keras mempertahankan dukungan bagi Ukraina dalam mengusir invasi Rusia dan telah menyatakan kekagumannya atas kepemimpinan Zelensky selama masa-masa yang paling sulit
sumber: BBC